Aplikasi China Pembunuh Alibaba Mau Jajah RI, Pemerintah Lakukan Ini
Pinduodo memasarkan barang-barang diskon yang dijual dengan harga grosir untuk para sekelompok pembeli. Sementara Temu menyediakan harga murah di luar pasar China dan menghubungkan produsen langsung ke pembeli internasional termasuk Amerika Serikat (AS).
Dalam catatan awal tahun ini, kinerja PDD sangat baik. Misalnya kapitalisasi pasar tercatat mencapai US$208 miliar.
Sementara Laba bersih perusahaan kuartal I-2024 melesat 246% dari tahun sebelumnya menjadi US$3,87 miliar. Pendapatan dari fee pedagang mencapai US$6,14 miliar atau melonjak 327%.
Di sisi lain, kinerja Alibaba juga tak begitu baik. Saat PDD sudah tembus US$200 miliar, perusahaan itu mencatatkan kapitalisasi pasar US$196 miliar.
Sementara itu, laba bersihnya juga tak begitu baik. Tercatat anjlok hingga 86%.
“Kami memperkirakan laba Temu tumbuh makin cepat setelah model konsinyasi sebagian berlaku, yang mengharuskan pedagang menanggung biaya logistik,” ungkap riset yang dirilis oleh Morningstar seperti dikutip oleh CNBC International, Sabtu (15/6/2024).
Menurut analis dari Morningstar, Chelyse Tam, PDD bagi konsumen China sudah menjadi tempat mencari produk dengan harga paling murah. Kemungkinan posisi itu akan tetap sama kedepannya.
“Kami percaya platform domestik PDD bisa mempertahankan posisi karena persepsi konsumen di posisi platform value-for-money,” kata Tam.
Langkah Pemerintah RI Lindungi UMKM Lokal
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pemerintah telah mewaspadai masuknya Temu ke Indonesia Pemerintah sudah memiliki sejumlah regulasi terkait masuknya aplikasi yang di khawatirkan mengancam UMKM Indonesia tersebut.
“Memang betul terdapat beberapa perkembangan baru terkait crossborder yang memang jadi perhatian pemerintah, salah satunya adalah setelah kita bicara terkait TikTok, sekarang muncul lagi Temu,” kata Asisten Deputi Bidang Koperasi dan UMKM, Herfan Brilianto Mursabdo dalam diskusi di kantornya, Jakarta, Rabu, (12/6) lalu.
Herfan mengatakan untuk mengantisipasi munculnya berbagai aplikasi jual-beli crossborder yang bisa berdampak pada perekonomian Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023.
“Peraturan ini bisa menjadi acuan. Bukan bermaksud menahan perkembangan zaman, tapi meregulasi secara lebih tepat berbagai aplikasi,” kata dia.
Herfan Permendag 31/2023 ini memisahkan definisi antara media sosial dengan e-commerce. Selain itu, kata dia, peraturan tersebut juga mewajibkan perusahaan e-commerce yang ingin berdagang di Indonesia harus membuat kantor perwakilan di negara ini.
“Ini sebenarnya salah satu cara untuk menahan atau memastikan agar inovasi tadi tidak langsung berdampak pada ekonomi kita,” kata dia.
Selain itu, kata dia, dalam aturan yang sama pemerintah juga membatasi jumlah harga barang yang bisa di beli secara lintas negara, yaitu US$ 100. Dengan batasan harga itu, kata dia, pasar Indonesia tidak akan di banjiri oleh produk-produk murah yang dapat merusak kondisi UMKM Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki juga sempat berbicara mengenai ancaman Temu. Dia bilang setelah TikTok Shop, ternyata ada satu aplikasi lain yang mengancam keberlangsungan UMKM di Indonesia, yaitu Temu.
Teten mengungkap aplikasi yang berasal dari China itu sudah masuk ke 58 negara. Menurut Teten, aplikasi Temu berpotensi berbahaya sebab terhubung langsung dengan 80 pabrik di China. Menurutnya, aplikasi ini lebih berbahaya daripada TikTok Shop.
“Nah kalau TikTok kan masih mending lah, masih ada reseller, ada afiliator, masih membuka lapangan kerja. Kalau ini kan akan memangkas langsung,” kata Teten, di kutip dari bphtb-klaten.id.